KERAJAAN MAJAPAHIT
• Majapahit adalah
sebuah kerajaan yang berpusat
di Jawa Timur, Indonesia,
• Berdiri sekitar
tahun 1293 hingga1500 M.
• Kerajaan ini mencapai puncak
kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang
luas diNusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk (1350-1389).
ADIPATIH GAJAH MADA
• Gajah Mada (wafat k. 1364) adalah
seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan
Majapahit.
• Diangkat ,enjadi patih ketika,
peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara.
Ia menjadi
Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian
sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak
kejayaannya.
• Gajah Mada terkenal dengan
sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton.
• Ia menyatakan tidak akan memakan
palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara.
Isi
Sumpah Palapa
kitab
Pararaton dalam teks Jawa Pertengahan
• Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi
tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun
amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring
Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti
palapa
Yang artinya
• Beliau, Gajah Mada sebagai patih
Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah
mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila
telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda,
Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa
Pembuktian
Sumpah Palapa
• Swarnnabhumi (Sumatera) tahun 1339
• Bedahulu (Bali) dan Lombok (1343)
• Palembang
• Swarnabhumi (Sriwijaya)
• Tamiang
• Samudra Pasai
• Swarnadwipa (Sumatra)
• Pulau Bintan
• Tumasik (Singapura)
• Semenanjung Malaya
• Sejumlah daerah di Kalimantan
• Jawa (sunda dan madura)
STRATEGI SUMPAH PALAPA
• Kakawin Nagarakretagama pupuh
XIII-XV,
Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan
Majapahit.
• Namun demikian, batasan alam dan ekonomi
menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada
di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh
perdagangan
• Selain melancarkan serangan dan
ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin
persekutuan.
• Meskipun penguasa Majapahit
memperluas kekuasaannya pada berbagai pulau dan kadang-kadang menyerang
kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit nampaknya adalah mendapatkan
porsi terbesar dan mengendalikan
perdagangan di kepulauan Nusantara.
Bukti
Jangkauan Majapahit
• Hal ini dibuktikan dengan pengaruh
kebudayaan, corak bangunan, candi, patung dan seni.
• Bahkan ada perguruan silat bernama Kali
Majapahit yang berasal dari Filipina dengan anggotanya dari Asia
dan Amerika.
Bukti Kapal
Majapahit
• Tahun 2010 sekelompok pengusaha
Jepang dipimpin Takajo Yoshiaki membiayai pembuatan kapal Majapahit atau Spirit
Majapahit yang akan berlayar ke Asia. Hal ini dilakukan untuk mengenang
kerjasama Majapahit dan Kerajaan Jepang melawan Kerajaan China (Mongol) dalam
perang di Samudera Pasifik.
Bangunan
Peninggalan Majapahit
• Gapura Bajang Ratu, gerbang masuk salah satu kompleks
bangunan penting di ibu kota Majapahit. Bangunan ini masih tegak berdiri di Trowulan.
Struktur bangunan di Trowulan
a. Candi Tikus
Candi Tikus lebih tepat disebut sebagai sebuah petirtaan
atau tempat pemandian, karena tidak ditemukan arca maupun relief pemujaan di
candi ini. Candi Tikus lebih menyerupai sebuah kolam air yang dibuat dari susunan bata merah.
b. Gapura Waringin Lawang
Gapura Waringin Lawang merupakan stuktur bangunan pintu
gerbang. Gaya bangunan ini lebih sering disebut “candi bentar”, yaitu pintu
gerbang tanpa atap di atasnya. Sama seperti Candi Tikus, Gapura Waringin Lawang
juga terbuat dari bata merah.
c. Gapura Bajang Ratu
Gapura Bajang Ratu merupakan bangunan pintu gerbang dengan
gaya paduraksa, yaitu pintu gerbang dengan atap di atasnya. Dibanding dengan
gaya candi bentar, paduraksa biasa digunakan untuk memasuki suatu halaman. Gapura Bajang Ratu dibuat
dari bata merah.
d. Segaran
Segaran merupakan struktur bangunan berbentuk kolam persegi
dengan ukuranpanjang 800 meter dan lebar 500 meter. Bahan utama bangunan adalah
bata merah. Segaran diintrepetasikan sebagai simbol lautan dalam mikrokosmos.
Lautan kadang disimbolkan dalam bentuk parit yang mengelilingi benteng kraton.
Segaran dianggap memiliki fungsi teknis sebagai cadangan air
bersih bagi penduduk kota Trowulan masa Majapahit. Bisa juga Segaran digunakan
sebagai tempat rekreasi, baik oleh rakyat maupun keluarga raja dan istana.
e. Candi Brahu
Melihat bentuk bangunannya, Candi Brahu diperkirakan
bangunan suci agama Budha. Candi ini dibuat dengan bahan utama bata merah.
Selain Candi Brahu, di Trowulan masih ditemui beberapa buah
candi yang sudah tinggal reruntuhan, yaitu Candi Kedaton, Candi Tengah, Candi
Muteran, Candi Lima, Candi Gedong, dan Candi Gentong.
Bekas Struktur
Bangunan
a. Kanal/parit.
b. Waduk, yaitu Waduk Baureno, Waduk Domas, Waduk Kedungwulan, Waduk Kraton, Waduk Kumitir, Waduk Temon.
c. Kolam, yaitu Kolam Balong Dowo dan Kolam Balong Bunder.
d. Sumur, dengan bentuk-bentuk silindris, persegi, gabungan silindris dan persegi.
e. Bekas-bekas pondasi bangunan, termasuk umpak (tempat meletakan tiang penyangga bangunan).
f. Selokan.
b. Waduk, yaitu Waduk Baureno, Waduk Domas, Waduk Kedungwulan, Waduk Kraton, Waduk Kumitir, Waduk Temon.
c. Kolam, yaitu Kolam Balong Dowo dan Kolam Balong Bunder.
d. Sumur, dengan bentuk-bentuk silindris, persegi, gabungan silindris dan persegi.
e. Bekas-bekas pondasi bangunan, termasuk umpak (tempat meletakan tiang penyangga bangunan).
f. Selokan.
Arca
a. Arca pemujaan, yaitu arca-arca untuk pemujaan, antara
lain arca Siwa Mahadewa, Siwa Mahaguru, Dewa Brahma, Dewa Wisnu, Dewi Durga,
Dewi Arwati, Sri Laksmi (sakti/istri Dewa Wisnu), Ganesa, Budha, dan Bima.
b. Arca makhluk khayangan, yaitu Dwarapala (arca raksasa
penjaga pintu).
c. Arca Keluarga Rajasa, yaitu Ken Dedes, Krtanagara,
Tribhuwanotunggadewi, dan Hayam Wuruk.
d. Arca binatang, yaitu arca kura-kura, harimau, sapi, kuda,
kijang, gajah, bebek, ayam, monyet, kambing, katak, merpati, babi, garuda,
burung hantu, dan arca buaya.
Peralatan Rumah Tangga (Wadah, Alat Memasak dan Alat
Makan, Serta Alat-alat Lainnya)
Alat memasak dan alat makan yang ditemukan di Trowulan,
antara lain kendi, mangkuk, piring, botol, tungku, sendok makan, sendok sirih,
guci, ceret, irus, tempat kapur sirih, dan dandang. Sedangkan wadah yang
ditemukan, antara lain lumpang, tempayan, periuk, jambangan, bak air, gayung,
dan bokor. Alat-alat rumah tangga lainya antara lain: alat timba, cermin, dan
tangkai cermin.
Pemakaman Troloyo
Keberadaan Pemakaman Troloyo di Trowulan merupakan suatu
fenomena sangat menarik. Pemakaman Troloyo merupakan pemakaman untuk orang
muslim. Salah satu nisan berangka tahun 1298 S/1367 M.
Temuan lain, antara lain keping-keping mata uang,
timbangan, bandul timbangan, piring timbangan, jala, kail, kelereng,
tombak, keris, sisa-sisa tulang hewan, dan sisa-sisa industri peleburan logam.
Hubungan Cheng Ho Majapahit
• Cheng Ho mendarat pertama kali di Nusantara pada tahun 1405, di Tuban. Ketika Cheng Ho mendarat di wilayah Jawa Timur itu sedang terjadi perang saudara yang cukup besar di Kerajaan Majapahit. Raja, ketika itu Prabu Wikrawardana (menantu raja sebelum Hayam Wuruk dari seli) berhadapan dengan Bhre Wirabumi (putra hayam wuruk dari selir), yang bertahta di Blambangan.
• Laksamana
Cheng Ho yang terkejut dengan serangan ini mengerahkan seluruh armadanya ke
kerajaan Majapahit dan mengarahkan semua meriam kapal perangnya ke daratan. Akibat dari situasi peperangan itu, sekita 170 personil Cheng Ho terbunuh.Namun ditengah emosi armadanya, cheng Ho yang membawa pasukan yang besar tidak melakukan serangan balasan. Laksamana Cheng Ho melakukan tindakan yang
mengejutkan yaitu dengan kapal kecil ditemani beberapa pengawalnya menghadap
Raja Majapahit dan menanyakan alasan mengapa utusannya diserang.
• Atas nama Kaisaran Cina, Cheng Ho menanyakan kejadian itu kepada Raja Majapahit itu. Merasa kesalahan ada di pihaknya, Prabu Wikrawardana kemudian mengirim utusan ke Cina, yang ketika itu diperintah oleh Kaisar Cheng Zu (Dinasti Ming). Semula Raja Majapahit itu hanya diminta membayar ganti rugi sebesar 60 ribu tali emas-dan sudah dibayarkan 10 ribu tali emas. Namun denda itu akhirnya dibebaskan oleh Kaisar Cheng Zu, karena raja jawa itu telah mengakui kesalahannya.
Report by : PUAN CITRA AYU ALWIN
REFERENSI:
0 komentar: